Apakah Ada Pertanyaan ?

Etnomatematika (Budaya Kepulauan Tanimbar dalam Pembelajaran Matematika)

Program Studi Pendidikan Matematika, Unversitas Lelemuku Saumlaki merupakan Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang di percayai oleh Kementrian Pendidkan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Demi kelancaran kegiatan ini Tim bekerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saumlaki. Pada hari pertama kegiatan pengabdian kepada Masyarakat materi dibawakan oleh ketua Tim. Materi yang di bawakan adalah Pengenalan Materi Etnomatematika Kabupaten kepulauan Tanimbar, dalam proses pemaparan materi beliau mengatakan bahwa : dalam budaya Tanimbar terdapat unsur-unsur matematika, pada umumnya kita hanya mampu mengaitkan budaya dari setiap daerah lalu di terapkan dalam proses pembelajaran matematika sehingga mindset bahwa matematika itu sulit namun, jika belajar dengan alam pasti menyenangkan beliau juga memberikan contoh bahwa misalkan jarak dari kota Solo ke Medan dengan menggunakan kereta jarak yang harus ditempu adalah berapa Km. Beliau mengatakan bahwa seharusnya contoh tersebut dikaitakan dengan kondisi daerah sehingga peserta didik mampu memahami dengan baik. Dan hari kedua materi di bawahkan oleh 6 anggota Tim PkM Materi yang dibwakan adalah Pengenalan Buku Etnomatematika SMP Berbasis Kearifan Lokal Tanimbar sebelum masuk dalam proses pembelajaran peserta PkM dibagi dalam 3 kelompok yang dimana masing-masing kelompok 2 pengajar. Dalam proses pembelajaran berlangsung, pengajar mengaitkan materi bangun datar dengan budaya Tanimbar misalkan sekitiga sama kaki yang berada pada motif tenun Tanimbar.

Sebelum Tim PkM melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat di Lapas Kelas III Saumlaki Warga binaan dalam proses pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran, sehingga mereka kurang memahami terkait dengan materi yang diajarkan dan adanya Tim PkM Warga binaan yang ada di Lapas Kelas III Saumlaki dapat mengetahui bahwa materi yang sering diajarkan dalam proses pembelajaran ternyata ada kaitannya dengan Budaya Tanimbar yang  sering mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Ketua PkM Lapas Kelas III Saumlaki  mengatakan bahwa kegiatan PkM yang berlangsung di Lapas Kelas III Saumlaki sangat bermanfaat untuk warga binaan karena ada pemahaman dan pengetahuan baru yang di peroleh oelh warga binaan dan juga harapan dari beliau semoga kegiatan ini terus berjalan karena PkM lapas kelas III Saumlaki sangat membutuhkan kegiatan-kegiatan seperti ini.

             Pengabdian kepada masyarakat di Lapas Kelas III Saumlaki guna memperkenalkan budaya kepulauan tanimbar dalam pembelajaran matematika yang bersifat aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Matematika merupakan aktivitas manusia yang berhubungan dengan pola, pemecahan masalah, berpikir logis, dan sebagainya, dengan tujuan untuk memahami dunia. Setiap budaya dan subbudaya mengembangkan matematika dengan cara mereka sendiri. Sehingga matematika dipandang sebagai hasil akal budi (pikiran) manusia dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Hal ini meyimpulkan bahwa matematika merupakan produk budaya yang merupakan hasil abstraksi pikiran manusia, serta alat pemecahan masalah. Ethnomathematics adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara budaya dan matematika. Penelitian pada pikiran matematika dari masyarakat tradisional telah menyebabkan munculnya ethnomathematics.

Bagi kami, Etnomatematika merupakan bidang kajian baru yang sangat menarik bagi seorang pendidik (dosen dan guru). Seorang Pendidik disarankan untuk mengenal etnomatematika sehingga dalam proses pembelajaran, pendidik mampu menghubungkan hal-hal yang ada disekitar siswa/mahasiswa dengan matematika.  Matematika sebenarnya telah ada dalam budaya maupun kebiasaan masyarakat baik dalam diri pribadi maupun kelompok masyarakat social namun hal ini tidak disadari. Penggunaan matematika tersebut, misalnya yang berkaitan dengan bercocok tanam, motif ataupun artefak suku tertentu, makanan khas daerah, dan lain-lain.

Budaya Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Propinsi Maluku, misalnya pada makanan khas Maluku yang terbuat dari Singkong (dalam Bahasa Tanimbar Kasbi) misalnya embal (sagu), ukiran patung tumbur, perahu batu dan sebagainya. Budaya lain juga yang ditemukan adalah motif kain tenun Tanimbar yang terdapat pada kain tenun maupun hiasan gedung, tugu selamat datang, lampu-lampu taman, dan lain-lain.  Terdapat juga permainan tradisional yang ada pada masyarakat. Masyarakat tidak menyadari bahwa yang digunakan adalah matematika.

Berdasarkan beberapa hal diatas, tanpa disadari masyarakat disekitar kita telah mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika sangat menarik jika dari budaya (kebiasaan) diekplorasi dan dapat dihubungkan dengan pembelajaran matematika dikelas. Dalam proses pembelajaran matematika sebaiknya budaya yang diambil yaitu budaya yang sangat dekat dengan siswa. Pembelajaran Etnomatematika ini juga dapat dilaksanakan pada awal pertemuan yang dapat memberikan motivasi kepada siswa, pada inti pembelajaran dapat digunakan sebgai bahan diskusi untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pada akhirnya siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Belajar matematika bukan hanya tentang mendapatkan dan menguasai komputasi dan teknik pemecahan masalah, atau semata-mata tentang pemahaman definisi, argumen dan bukti. Selain semua hal ini, juga melibatkan merekonstruksi pemikiran karya matematikawan lain. Belajar matematika mengharuskan kita untuk mengembangkan cara berpikir matematis agar dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan cara berpikir siswa dalam mengoptimalkan kapasitas sebagai masyarakat.

Tenun tanimbar merupahkan pakian adat yang pada umumnya digunakan oleh masyarakat Kabupaten Kepualauan Tanimbar baik laki-laki maupun perempuan dalam upacara-upacara adat maupun lainnya. Hal ini telah menjadi budaya yang telah dilakukan dari dulu sampai sekarang. Tenun Tanimbar sendiri memiliki motif-motif yang berkaitan dengan unsur-unsur matematika sehingga sangat baik apabila digunakan dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Motif-motif pada tenun ini sendiri bentuk dan warnanya berbedah-beda sehingga menjadi

Pakian Adat Kabupten Kepulauan Tanimbar    menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Kemudian ada juga budaya tanimbar yang berkaitan dengan matematika yakni patung Tumbur. Patung Tumbur merupahkan salah satu budaya yang sampai sekarang menjadi kerjainan tangan desa Tumbur dan menjadi aikon taimbar dikarenakan patung ini telah dijual sampai ke mancanegara. Patung Tumbur sendiri memiliki bentuk-bentuk yang berbeda dan didalamnya memuat unsur-unsur matematika sehingga menjadi satu soleh atau contoh yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran.

Patung Tumbur  Gambar disamping ini merupahkan patung-patung yang dibuat oleh masyarakat desa tumbur yang jika dilihat memiliki bagian-bagian tertentu ada unsur matematikanya. Selain kain adat Tanimbar dan patung Tumbur, ada pun budaya tanimbar yang memiliki unsur matematika yang di dalamnya terdapat unsur geometri bangun ruang (tiga dimensi).

Perahu Batu

Anyaman Bakul

Kabupaten Kepulauan Tanimbar memiliki unsur budaya yang beragam, salah satunya adalah perahu batu.   Gambar-gambar di atas adalah perahu batuh  dan anyaman bakul. Perahu batu merupakan sebuah karya yang dibuat oleh masyarakat Sangliat Dol, sedangkan Anyaman Bakul merupakan kerajinan tangan dari masyarakat tanimbar yang di dalamnya terdapat unsur

Anyaman Bakul

Kabupaten Kepulauan Tanimbar memiliki makanan khas yakni embal (sagu) yang jika dilihat terdapat unsur matematika yaitu berbentuk lingkaran. Berdasarkan contoh-contoh di atas maka dapat kita ketahui bawah matematika memiliki hubungan dengan budaya yang dekat begitupun sebaliknya sehingga budaya tidak dapat terlepas dari matematika

Makanan khas Tanimbar, Embal (sagu)

Ethnomathematics mengacu pada studi praktek matematika dari kelompok budaya tertentu di bidang yang berkaitan dengan masalah lingkungan dan kegiatan. Dengan awalan “etno” mengacu pada mengidentifikasi kelompok budaya, seperti suku masyarakat nasional, kelas profesional, dll dan termasuk bahasa mereka dan praktek sehari-hari. “Mathema” di sini berarti untuk menjelaskan, memahami dan mengelola realitas khusus dengan menghitung, mengukur, mengklasifikasi, order dan pola pemodelan yang muncul di lingkungan. Akhiran “ticks” berarti seni untuk teknik.

Ucapan Terima Kasih

  1. Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai pemberi dana Pengabdian kepada Masyarakat Pemula Tahun Anggaran 20223 dengan No Kontrak : DIPA-023.17.1.690523/2023 revisi ke-4 Tanggal 31 Maret 2023
  2. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara
  3. Tim Reviewer Monev Internal
  4. Universitas Lelemuku Saumlaki
  5. LPPM Universitas Lelemuku Saumlaki
  6. Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saumlaki
  7. PKBM Lapas Kelas III Saumlaki
  8. Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Lelemuku Saumlaki
  9. Semua pihak yang telah telibat.

    Terkini

    Pengumuman

    Berita Sosmed

    Pimpinan Universitas Lelemuku Saumlaki

    FERLY AGUSTINA SAIRMALY, SE.,M.Si

    REKTOR

    PIMPINAN UNIVERSITAS

    NIDN: 1208048001

    SAMUEL URATH, S.Si.,M.Pd

    WAKIL REKTOR I

    BIDANG : AKADEMIK

    NIDN: 1228118601

    SUKRIYADI, SE.,MM.Akt

    WAKIL REKTOR II

    BIDANG: SDM, UMUM, & KEUANGAN

    NIDN: 1229128301

    PITER TITIRLOLOBY, S.Pd.,MPd

    WAKIL REKTOR III

    BIDANG: KEMAHASISWAAN & ALUMNI

    NIDN: 1218059002 

    CARTES A. RANGOTWAT, SH.,MH

    WAKIL REKTOR IV

    BIDANG: KERJASAMA,  HUKUM & KOMUNIKASI PUBLIK

    NIDN: 1204018901

    Pendiri / Owner / Pengurus
    Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki