Untuk mengoptimalkan peran para pendidik dan tenaga kependidikan, Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA) mengadakan Coaching Clinic dengan tema “Penguatan Motivasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan UNLESA” pada Senin (4/9/2023) lalu di Aula Kampus UNLESA, Jl. Prof. Dr. Boediono, Lauran, yang dihadiri oleh sejumlah dosen dan tenaga kependidikan yang bernaung di lingkup UNLESA.
Coaching Clinic yang pertama kali dilakukan ini menghadirkan Yuliana Ch Ratuanak, seorang dokter, aktivis, tokoh perempuan Tanimbar, mantan kepala dinas kesehatan kabupaten Kepulauan Tanimbar dan yang juga tergabung dalam para coach Indonesia, sebagai narasumber utama.
Dipandu oleh Zakarias Bacori, Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Yuliana Ch Ratuanak menjelaskan bahwa pendekatan coaching yang dilakukan, bertujuan untuk memfasilitasi dan membangkitkan potensi-potensi yang selama ini terpendam dalam setiap individu. Ia mendorong seluruh civitas akademika UNLESA untuk mengenali dan mengaktifkan potensi yang ada dalam diri mereka.
“Setiap orang, hebat, kecil, besar, dan apapun dia, cacat, sehat, sempurna, di dalam dirinya ada potensi,” tegas Yuliana, memberikan inspirasi dari Nick Vujicic, seorang motivator terkenal yang terlahir tanpa tangan dan kaki.
Dalam Coaching Clinic ini, Yuliana juga membagikan konsep Neuro-Linguistic Programming (NLP) sebagai model komunikasi yang memungkinkan seseorang untuk mempengaruhi, memfasilitasi, dan mendorong orang lain untuk meningkatkan motivasi dan memunculkan potensi dalam diri. Beliau menyoroti pentingnya memahami bahwa komunikasi bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi juga termasuk bahasa tubuh dan ekspresi.
Selanjutnya, dr. Yuliana membahas tentang pentingnya mengelola pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku. Dia menekankan bahwa setiap individu memiliki kendali atas empat aspek tersebut, dan kebaikan sejati terletak pada kemampuan untuk mengendalikan dan mengarahkannya menuju hal-hal positif.
“Dan empat hal ini sudah harus menjadi pengendali dalam kita punya diri. Keputusannya kembali kepada setiap orang. Saya percaya kebaikan itu ada dalam diri setiap orang, tinggal kita membesarkan yang mana. kita membesarkan rasa untuk mampu mengendalikan kita punya pikiran ataukah kita mengendalikan kita punya pikiran logis untuk mengendalikan kita punya rasa yang terlalu rendah diri. Sehingga ekspresi yang keluar lewat ucapan dan tingkah laku menghasilkan yang baik, jelas wanita yang biasa disapa dokter Yul ini.
Dalam sesi tanya jawab pertama, Kaprodi Ekonomi Pembangunan, Luther Batkunde, menanyakan tentang cara mengatasi sifat egois dan sombong. Wakil Rektor I, Samuel Urath, berfokus pada bagaimana mengatasi konflik antara pikiran dan perasaan dalam pengambilan keputusan. Sementara itu, Wakil Dekan FISH (Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora), Mesak Ratuanik, mempertanyakan strategi lain untuk menemukan motivasi mahasiswa.
Menanggapai pertanyaan-pertanyaan tersebut, Yuliana menyatakan bahwa dalam diri setiap individu terdapat pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku yang saling berhubungan. Ia mendorong setiap orang untuk memahami dan mengendalikan empat aspek ini untuk mencapai kebaikan. Ia mengajak setiap individu untuk mengendalikan pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku mereka sendiri. Ia menekankan pentingnya melatih diri sendiri dalam memilih sikap dan tindakan yang positif.
Dalam interaksi selanjutnya, Dekan FST, Joseph Batkunde, mengajukan pertanyaan terkait mengelola pandangan negatif orang, memperkuat komitmen, dan meningkatkan kerja sama tim. Wakil Rektor II, Sukriyadi, menanyakan rahasia kebahagiaan dan cara mengubah pikiran untuk mempengaruhi perasaan. Wakil Rektor III, Piter Titirloloby, membahas tentang karakteristik manusia dan bagaimana hal itu mempengaruhi keputusan di dalam suatu organisasi.
Yuliana Ch Ratuanak memberikan solusi dan saran yang menginspirasi, mengajak setiap individu untuk mencari potensi positif dalam diri mereka dan menggunakannya untuk mencapai tujuan-tujuan besar.
Dalam pernyaraan penutup, Rektor UNLESA, Ferly A. Sairmaly, mengapresiasi kontribusi semua pihak dalam kegiatan Coaching Clinic ini. Ia menyatakan keyakinannya bahwa melalui penguatan motivasi dan pengembangan potensi, UNLESA akan semakin berkembang.
“Kesempatan ini, dalam program coaching clinic ini, mudah-mudahan dengan awal dari setiap penyampaian tanggapan dan curhatan ini, dalam perjalanannya, apa yang sudah kita bicarakan, kita capai. karena bapak/ibu terlepas dari semua hal, semata-mata yang saya harapkan adalah bukan kepentingan saya secara pribadi tapi kepentingan kita semua bersama bisa tercapai untuk lembaga ini, karena itu target yang paling utama untuk universitas ini berkembang,”, ungkap Ferly
Sebagaimana diketahui, berdasarkan siitus coachingindonesia.com, Coaching clinic adalah sesi pelatihan atau pembimbingan singkat yang ditujukan untuk membantu individu menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang tertentu. Istilah ini pertama kali populer di dunia olahraga, tetapi sekarang tidak hanya terbatas pada keterampilan fisik. Coaching clinic dapat mencakup berbagai aspek, mulai dari kesehatan, gaya hidup, finansial, pengendalian emosi, hingga memulai bisnis