Saumlaki, 28/07/2022 — Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Bapak Sahril, S.S., M.Pd bersama Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura, Ibu Dr. Anna Lewier membawakan pemateri dalam kuliah tamu yang dilaksanakan oleh FKIP Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA) dengan tema : Revitalisasi Bahasa, yang dipandu langsung oleh Ketua Program Studi Bahasa Indonesia, Ibu Regina Nifmaskossu, S.Pd., M.Pd. Adapun lingkup pemaparan materi yang disampaikan tentang pentingnya revitalisasi bahasa untuk meningkatkan bentuk atau fungsi penggunaan bahasa yang terancam hilang. Kuliah tamu ini diawali dengan sambutan Rektor UNLESA yang diwakilkan oleh Wakil Rektor I, Oliver Srue, S.Th., M.Pd. Selanjutnya dalam pemaparan materi oleh bapak Sahril, S.S., M.Pd disampaikan bahwa kegiatan revitalisasi pada dasarnya membutuhkan pendampingan yang berkesinambungan dari Kantor Bahasa Provinsi selama 3 tahun dan selanjutnya diserahkan ke Pemerintah Daerah setempat. Adapun kegiatan ini juga dilaksanakan untuk memperluas sistem linguistik dari suatu bahasa melalui pembelajaran bahasa daerah oleh penutur bahasa yang bersangkutan “Melihat peluang ini maka FKIP UNLESA siap bekerjasama dengan Kantor Bahasa untuk mengembangkan Klinik Lelemuku dalam menjaga dan merawat kearifan lokal Duan Lolat.” Ujar Dekan FKIP.
Dengan demikian revitalisasi bahasa perlu dilaksankan melalui revitalisasi bahasa daerah setempat, mengingat 718 bahasa daerah di Indonesia, sebagian besar kondisinya terancam punah dan kritis, dengan diberdayakan penutur bahasa daerah yang mewariskan bahasa ke generasi berikutnya, sehingga khazanah kekayaan budaya, pemikiran, dan pengetahuan akan bahasa daerah tidak terancam punah. Menggunakan tiga rancangan model revitalisasi dari Kemendikbudristek yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Model A, dimana karakteristik daya hidup bahasanya masih aman, jumlah penuturnya masih banyak, dan masih digunakan sebagai bahasa yang dominan di dalam masyarakat tuturnya. Pendekatan yang dilakukan pada model A ini, adalah pewarisan dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran di sekolah (berbasis sekolah). “Contohnya Bahasa Jawa, Sunda, dan Bali,” Selanjutnya model B yang persis terjadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, di mana karakteristik daya hidup bahasanya tergolong rentan, jumlah penuturnya relatif banyak dan bahasa daerahnya digunakan secara bersaing dengan bahasa-bahasa daerah lain. Pendekatan pada model ini adalah pewarisan dapat dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran di sekolah jika wilayah tutur bahasa itu memadai dan pewarisan dalam wilayah tutur bahasa juga dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis komunitas. Kemudian, model C, dimana karakteristik daya hidup bahasanya kategori mengalami kemunduran, terancam punah, atau kritis, serta jumlah penutur sedikit dan dengan sebaran terbatas. Pendekatan yang dilakukan pada model ini adalah pewarisan dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis komunitas untuk wilayah tutur bahasa yang terbatas. Hadir pula dalam kuliah tamu tiga Duta Bahasa Provinsi Maluku, Staf Kantor Bahasa, Wakil Rektor III, Piter Titirloloby S.Pd., M.Pd; Wakil Rekor IV, Cartes Asbit Rangotwat, SH., MH; Dekan Fakultas Perikanan, Anthon Masela, S.Pi., M.Si;Ketua Prodi Bahasa Inggirs, Ms. Erna G. Oratmangun, S.Pd,. M.Pd; dan Ketua Prodi Matematika, Mesak A. Ratuanik, S.Si,. M.Si. Setelah kuliah tamu dilaksanakan rombongan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku menuju gedung rektorat untuk bersilaturahmi dengan Rektor UNLESA, Ibu. Ferly Sairmaly, SE., M.Si.